PENUTUPAN KTN KE-60 YAYASAN PELAYANAN PEKABARAN INJIL INDONESIA

jz21riq
IMG-20230704-WA0028
Spread the love

Malang,Pelitanusantara.com Matahari perlahan mulai tampak dari balik gunung Bromo. Udara dingin namun sejuk serasa berat beranjak dari Kota Wisata Batu, tempat di mana Kebaktian Tahun Nasional,  Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Batu dilaksanakan setiap tahunnya dan tahun ini sudah yang ke-60. Tapi tampak  para peserta masih saja antusias dan semangat mengikuti kebaktian penutupan. Semangat para peserta ibarat mota Pasukan Katak TNI AL, “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang artinya “Tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi”. Hal itupun tampak dari semua panitia pelaksana di bawa Pdt. J. Takaliuan. Begitu juga hal ini berlaku pada para team pemimpin pujian dan Ibu Meidar R. Octavianus, M.A. sebagai pemimpin  acara dalam kebaktian KTN kali ini.
Bersama dengan team pujiannya, ibu Meidar mengendalikan acara dengan apik dan membakar semangat para peserta ibadah penutupan KTN ke-60. Di selah-selah pujian penyembahan ada yang menari dan tidak ketinggalan anak-anak Sekolah Minggu ikut menyaksikan kebaikan Tuhan melalui pujian, yang menurut pengajarnya mereka datang dari berbagai pelosok Indonesia dan baru latihan bersama kurang dari satu Minggu. Usia pujian penyembahan pemimpin acara mempersilahkan ,  menyampaikan renungan  bpk. Pdt. Pondsius Takaliuang, M.Th., dengan tema kali ini, BE A BLESSING.


Selesai kebaktian penutup, acara di lanjutkan dengan  closing ceremony KTN, yang dikomandoi oleh Ibu Sylvia Irani , S.E., M.Th. Tapak peserta yang hadir masih duduk di tempatnya masing-masing, tanpa beranjak.  Sebelum event tahunan ini ditutup secara resmi oleh Ketua Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia Batu bapak Pdt. DR. Roland Octavianus, M.Th.,  Ketua Nasional KTN YPPII Batu, bapak DR. Hasyim S. Djojohadikusumo menyampaikan sambutan. Beliau sangat  prihatin sekali dengan hal-yang dulu ditabukan tapi sekarang sudah mulai tidak, seperti penyimpangan seksual. Bagaimana sikap kita, tanya beliu kepada yang hadir saat itu. Mungkin juga itu pertanyaan bagi semua orang percaya.


Lain hal di katakan juga bahwa saat ini dunia sedang mengalami transisi yang luar biasa. Akibat perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, berdampak luas bukan hanya pada negara-negara kecil tapi juga berdampak pada negara-negara besar dan maju. Memang diakui,  saat ini dunia belum pulih dari bencana Covid-19, krisis ekonomi baru mengancam yang dipicu oleh serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Perang membuat harga komoditas melambung, inflasi melonjak dan pertumbuhan (ekonomi) melambat . Menyebabkan krisis dunia, seperti krisis pangan, , krisis energi, krisis keuangan-ekonomi, krisis global(geopolitik), yang menimbulkan masalah sosial di berbagai belahan bumi.
Lebih lanjut bapak Hasyim menyampaikan, oleh karena itulah di perlukan peran orang Kristen sebagai “garam dan terang dunia.” (Matius 5:13), untuk hadir di tengah kecemasan dan kekhawatiran umat manusia saat ini.  Pelayanan misi dilakukan untuk,  salah satunya ialah untuk mengembangkan masyarakat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Pelayanan misi melibatkan berbagai aspek, meskipun pelayanan misi yang utama menyangkut masalah keberdosaan manusia dan solusinya, namun tidak juga bisa mengabaikan masalah-masalah lainnya seperti, masalah ekonomi, sosial dan politik serta lingkungan (Yesaya 61.)


Di akhir sambutanya pemerhati lingkungan khususnya hewan liar ini menyampaikan, Missio Politica Oekumenica adalah misi yang berada di antara dampak global dari masyarakat sipil, di sini terjadi interaksi Allah melalui umatNya terhadap masyarakat, budaya, dan struktur manusia dalam dunia.


Dalam pelaksanaannya, tugas misi juga melintas batas (Kisah Para Rasul 1:8), di mana batas-batas tersebut dapat mencakup berbagai bentuk, misal: batas-batas kebudayaan , sosial, bahasa, etnis, ideologi, agama, geografis, dan ekonomi. Lebih lanjut dipaparkannya, bahwa dalam mengembangkan sebuah pelayanan misi yang efektif, diperlukan penatalayanan yang baik, sehingga pelayanan misi mampu memberikan solusi yang tepat dan komprehensif pada seluruh lapisan masyarakat. Penatalayanan yang berkaitan dengan misi Allah adalah tanggung jawab kita bersama sebagai “manusia Tuhan” di hadapan Allah dalam menjalankan misi-Nya sebagaimana dilakukan Yesus Kristus, tandasnya.


Diakhir sambutanya bapak Hasyim S. Djojohadikusumo mengajak untuk memiliki beban untuk membangun masyarakat yang lebih baik, adil, makmur dan sejahtera serta terlibat dalam membangun ketertiban dan kedamaian dunia sebagaimana misi Allah di dalam dunia ini.


Sedangkan bapak Rizal Calvary Marimbo Stafsus Menteri BKPM yang hadir mengantikan bapak  Bahlil Lahadalia, S.E. M.Si.  Menteri BKPM, dalam kesempatan ini sang mantan wartawan dan Putra Sulteng Pertama Jadi Komisaris BUMN ini menyaksikan bagaimana perjalanan hidup kerohaniannya mulai dari SMP yang melihat bapa tuanya yang seorang dukung, dilayani pelepasan dari kuasa gelap oleh seorang alumni dari I-3, sampai satu saat sempat menjadi menjadi seorang yang ateis dan bagaimana jalan hidupnya tidak mulus. Namun akhirnya Tuhan mengangkat dia sampai pada pencapaian beliau saat ini.

Tak ada gading yang tak retak. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktu. Akhirinya Ketua Umum YPPII Batu Pdt. DR. Roland Octavianus menutup Kebaktian Tahunan Nasional ke-60. Sampai ketemu di KTN ke- 61. (QQ)

Tinggalkan Balasan

error: Coba Copy Paste ni Ye!!