Mazmur 103:8-11, “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;”
Pelitanusantara.Com | Tampaknya nyanyian ini merupakan ekspresi seseorang, meskipun di sini beberapa penafsir menemukan suara bersama. Pemazmur, pertama-tama berusaha mengobarkan semangatnya sendiri untuk mempersembahkan pujian dan ucapan syukur kepada Allah, kemudian semangat orang lain. Kata-katanya tidak mengandung dukacita, keluhan, atau kesedihan. Cara ekspresi dan kedalaman wawasan seperti itu adalah luar biasa bagi orang yang hidup sebelum Kristus.
Bagi pemazmur, Allah bukan hanya benar dan adil dalam dirinya sendiri, tetapi Tuhan secara aktif ikut serta mewujudkan kebenaran dan keadilan bagi orang-orang yang tertindas: Sebagaimana Tuhan telah memahkotai pemazmur dengan kasih setia (hesed, ayat 4), Dia telah membuktikan melalui sejarah Israel bahwa diri-Nya berlimpah kasih setia. Ini tampak dari cara Dia menunjukkan panjang sabar-Nya, dan bagaimana Dia tidak menghukum umat-Nya secara keras, setimpal dengan kesalahan mereka.
Mazmur 103:9 “Tidak selalu Ia menuntut“
Istilah “menuntut” ini adalah istilah yang merujuk pada tuntutan hukum (Yeremia 3:5,12). Hati Tuhan selalu bersedia untuk kembali kepada kita ketika kita kembali kepada-Nya (Yakobus 4:8)!
Mazmur 103:10 “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita” Haleluyah.
Apa yang kita nyanyikan sebagai orang beriman hari ini? Dapatkah kita mensyukuri segala peristiwa yang Tuhan ijinkan terjadi?
Tuhan Yesus memberkati kita semua, amen.
Pst.harts
