Desa Pulantani Kembangkan Hutan Rawa Jadi Destinasi Ekowisata di HSU

Whatsapp Image 2021 01 10 At 19 42 30
Spread the love

Amuntai, pelitanusantara.com Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Anisah Rasyidah Wahid didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) HSU Lailatanur Raudhah meninjau kawasan ekowisata hutan rawa yang berada di Desa Pulantani Kecamatan Haur Gading, HSU, Kalimantan Selatan, Minggu (10/1/2021).

Dalam peninjauan tersebut, Anisah juga didampingi langsung oleh Camat Haur Gading Kamarudin, Kepala Desa setempat dan Duta Ekowisata Nasional 2020 Zainal Fuad, demi melihat langsung potensi yang ada.

Selain kawasan Demplot Budi Daya Purun yang luasnya ratusan hektare, kawasan yang rencananya bakal dijadikan ekowisata ini juga menampilkan titik-titik menarik seperti keanekaragaman hayati ekosistem gambut, pohon Rasau, Pantung, Belangiran, serta Kelakai yang masih tampak asri dan teduh.

Ketua Dekranasda HSU dalam peninjauan tersebut menyatakan terkesima melihat kawasan yang masih asri ini meski berada di hutan rawa.

Dia memberikan apresiasi kepada para kepala desa yang secara swadaya berencana menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan ekowisata.

Menurut dia, dengan adanya kawasan ekowisata ini, ia meyakini bakal terbukanya peluang peningkatan ekonomi masyarakat sekitar jika hal ini benar-benar ada dan dikelola.

“Semua ini dapat berhasil, jika syarat ini dapat dilakukan yakni akomodasi dan transportasi (ke kawasan ekowisata) ini lancar, yang mana perlu kita benahi,” kata Anisah di sela peninjauan.

Untuk itu, lanjut Anisah, perlu tekad dan rencana yang matang dalam membuka kawasan ekowisata ini, baik dari dorongan Pemerintah Daerah, Duta ekowisata, para perajin purun, serta Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), Tim Budi Daya Bambu, dan Pendamping Desa.

Anisah berharap, kawasan ini tidak hanya sebagai kawasan budi daya purun saja, akan tetapi nantinya bisa menjadi salah satu objek ekowisata di Kalimantan Selatan.

Ditemui terpisah, Iwan Hermawan selaku fasilitator Lahan Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut (BRG) mengatakan, inisiasinya untuk membangun ekowisata ini cukuplah sulit disamping melihat kondisi alam kawasan desa ini yang merupakan hutan rawa.

“Mengajak para kepala desa untuk bekerjasama membangun kawasan inilah tantangan yang paling sulit,” ujar dia.

Menurut dia, perbaikan lingkungan ekosistem gambut tidak dapat dilakukan secara perseorangan akan tetapi perlu adanya kerja sama dengan gagasan dan komitmen bersama pula.

“Kita ajak semua Kepala Desa yang ada, baik kepala Desa Pulantani, Tambak Sari Panji, Haur Gading, Jingah Bujur, Keramat, Teluk Haur dan Kepala Desa Tuhuran, sehingga dampak adanya ekowisata gambut ini nantinya bisa menjadikan para nelayan yang saat ini sulit mencari ikan akhirnya mendapatkan penghasilan dari mengantar wisatawan,” ujar dia.

Selain itu, dampak lainnya kata Iwan, desa-desa yang selama ini menjadi sentra kerajinan anyaman purun di Kecamatan Haur Gading pun ikut terangkat dan produk-produknya semakin laku terjual.

Selain menyusuri hutan rawa gambut dengan menggunakan perahu, Anisah bersama rombongan juga menyempatkan untuk beristirahat di Pondok Pemantau Api “Wisata Purun” yang berada di kawasan Desa Tambak Sari Panji.(PN)

Tinggalkan Balasan

error: Coba Copy Paste ni Ye!!