Jakarta – Nilai tukar rupiah sejak Desember 2019 lalu terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar yang positif untuk rupiah ini tentu akan mempengaruhi juga sektor ekonomi dan industri otomotif dalam negeri.
Salah satu hal yang cukup berpengaruh terhadap nilai tukar ini adalah harga mobil baru. Jika tren baik nilai tukar ini terus bertahan, bukan tidak mungkin akan ada penurunan harga yang akan dinikmati oleh konsumen Indonesia.
Pergerakan harga ini tidak berefek langsung, melainkan perubahan nilai tukar ini akan berdampak pada biaya operasional dan produksi sampai inflasi. Dari hal tersebut harga jual mobil dapat mendapatkan dampak dari nilai tukar.
“Kita harus lihat trennya apakah sustain (bertahan) atau tidak. Kalau sustain ini bisa untuk mempertahankan harga dari inflasi atau kenaikan cost,” kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy saat ditanya detikcom melalui sambungan telepon seluler, Selasa (14/1/2020).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terakhir berada di level Rp 13.640. Dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (14/1/2020) pukul 09.30 WIB, dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp 13.640-13.665.
Faktor global ditengarai menjadi sentimen positif pendorong menguatnya rupiah, yakni redanya ketegangan antara AS dan Iran serta optimisme pasar terhadap progres dari rencana kesepakatan dagang antara AS dan China.
sumber detik.com