Pelitanusantara.com Bagi masyarakat Tionghoa di Nusantara dan di dunia akan kembali merayakan pergantian tahun yang terdapat dalam kalender China atau kalender Lunar yang dikenal dengan Tahun Baru Imlek.
Tidak sekedar perayaan, Imlek dianggap sebagai momen yang tepat untuk bersyukur atas keberhasilan yang telah dicapai selama tahun lalu dan berdoa untuk keberuntungan yang akan datang.
Perayaan ini biasanya identik dengan tradisi-tradisi yang unik dan juga populer. Di Indonesia, perayaan Imlek biasanya identik dengan dekorasi dan ornamen serba merah yang menghiasi segala tempat.
Tradisi Imlek di Indonesia
Selain ornamen serba merah, apa saja tradisi Imlek di Indonesia yang masih dijalankan hingga saat ini? Yuk, simak ulasannya.
1. Angpao
Hal paling unik dari tradisi Imlek dan mungkin paling ditunggu khususnya untuk mereka yang masih berstatus lajang atau belum menikah adalah angpao. Jika pada momen lebaran uang atau THR biasanya diberikan dari mereka yang sudah berpenghasilan ke pada orang tua atau anggota keluarga yang lebih muda, beda halnya dengan pemberian angpao.
Dalam budaya masyarakat Tionghoa angpao diberikan dari mereka yang sudah menikah kepada orang yang masih berstatus lajang. Angpao biasanya diberikan saat malam sebelum perayaan Imlek atau pagi hari saat bersembahyang menggunakan amplop berwarna merah.
2. Membersihkan Rumah
Membersihkan rumah juga menjadi tradisi Imlek selanjutnya yang masih dijalankan hingga kini. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa membersihkan rumah sebelum Imlek akan membuang segala keburukan yang menghalangi datangnya keberuntungan.
Namun, acara membersihkan rumah tidak boleh dilakukan sesuka hati. Terdapat beberapa hal tertentu yang menjadi pantangan saat membersihkan rumah, seperti tidak boleh menyapu rumah pada 3 hari pertama perayaan Imlek, karena kegiatan tersebut dianggap menyapu keberuntungan yang masuk.
3. Memasang Dekorasi Serba Merah
Satu warna yang sangat melekat dan menjadi ciri khas perayaan Imlek adalah merah. Saat Imlek tiba, seluruh dekorasi mulai dari lampion, amplop, pakaian, dan aksesoris lainnya akan berwarna merah.
Warna merah dipercaya sebagai warna pembawa keberuntungan atau hoki, kebahagiaan, dan kekuatan bagi masyarakat Tionghoa. Awal mula warna merah identik dengan Imlek adalah dari sebuah legenda mengenai monster bernama Nian.
Nian meneror penduduk desa setiap Tahun Baru Imlek yang suka memakan tanaman, ternak, hingga anak-anak. Monster tersebut diceritakan takut dengan suara keras dan warna merah. Itulah alasan mengapa warna merah digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai warna perayaan Imlek.
Masyarakat Tionghoa yang memeluk agama Konghucu atau Budha menjalani kewajiban setiap tahunnya saat perayaan Imlek, yaitu sembahyang di kelenteng atau kuil. Kegiatan ini biasa dilakukan pada hari ketiga saat tahun baru China.
Bersembahyang di klenteng bertujuan untuk berdoa dan menghormati arwah leluhur. Sebelum perayaan Imlek, orang-orang biasanya akan bersembahyang di rumah dengan menyajikan persembahan seperti buah, kue, dan sebagainya.
7. Membaca Ramalan Shio
Prediksi kehidupan melalui ramalan shio kerap dilakukan oleh masyarakat Tionghoa untuk mengetahui gambaran terkait percintaan, karier, kesehatan, dan keuangan pada tahun yang baru.
Masyarakat Tionghoa mengenal 12 shio yang mewakili tahun, bulan, di mana setiap shio memiliki karakter dan elemennya masing-masing. Sementara, shio untuk tahun 2025 sendiri adalah Ular Kayu, perhitungannya dimulai dari 29 Januari 2025.
8. Barongsai
Salah satu hal yang paling sering dinanti saat perayaan Imlek tidak hanya oleh masyarakat Tionghoa tetapi juga banyak orang terutama anak-anak adalah pertunjukan barongsai.
Memiliki makna keberuntungan dan simbol persatuan, barongsai juga dipercaya dapat mengusir roh jahat, membawa nasib baik, dan menarik keberuntungan.
Adapun awal mula kemunculan barongsai adalah legenda dari daratan China yang mana penduduk desa setempat coba mengusir monster bernama Nian dengan menciptakan makhluk mirip singa untuk menakut-nakuti monster tersebut. Menurut cerita, monster Nian takut akan suara keras, sehingga pertunjukkan barongsai identik dengan iringan suara drum, simbol, dan gong.
Dengan keunikan dan popularitasnya, tradisi Imlek di Indonesia tidak hanya merayakan warisan budaya Tionghoa, tetapi juga memperkaya budaya. Melalui perayaan ini, kita dapat merasakan semangat kebersamaan, kebahagiaan, dan harapan baru setiap Tahun Baru Imlek.
Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2025 bagi yang merayakan, semoga keberuntungan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita semua! [÷]