SLEMAN-Pelitanusantara.Com, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Sleman, Gelar Forum Group Discussion tema “Prospek UMKM Sleman Tahun 2024” bersama Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa ,SE., Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sleman, Haris Martapa., Kabid Perdagangan ,Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Sleman, Kurnia Astuti., Serta perwakilan Pengurus IWO Indonesia Kabupaten Sleman, bertempat di Ruang Rapat Kantor Wakil Bupati Sleman, Selasa (19/12/2023).
Wakil Bupati Sleman,Danang Maharsa, dalam pemaparannya mengatakan umkm dan pertanian adalah sektor – sektor yang menjadi perhatian kami, selain pariwisata, hal ini bermula saat pandemi covid-19, hampir semua sektor baik pariwisata dan lainnya mengalami tekanan. Sektor Pertanian menjadi tumpuan karena merupakan kebutuhan mendasar masyarakat yang harus dipenuhi setiap saat dalam situasi apapun.
Hal kedua adalah umkm, data tahun 2021-2022 pasca pandemi covid-19, pertumbuhan umkm kabupaten Sleman meningkat dan kini telah mencapai 20 ribu umkm, kebanyakan terkait produk makanan, craft dan fashion.
Sektor umkm mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman , maka dibentuk satu Dinas khusus untuk menangani sektor ini, karena perlu pengelolaan yang baik.
Secara global sektor UMKM menjadi urat nadi perekonomian, karena umkm semakin berkembang dan banyak menyerap tenaga kerja.
Pemerintah terus berupaya mendorong umkm dengan regulasi, dan bantuan pinjaman modal usaha dengan bunga kecil melalui kredit usaha rakyat. (KUR) ,kemudian pelatihan dan pendampingan melalui lembaga dan instansi terkait baik itu Dinas Sosial, Disperindag, Balai Latihan Kerja, dll.dan juga di Sleman telah terbentuk Forkom UMKM di tingkat Kapanewon dengan tujuan untuk medeteksi, meningkatkan geliat umkm di tingkat Kapanewon dan partisipasi masyarakat.
Lebih lanjut Wakil Bupati Sleman mengatakan, Kendala utama pada pengelolaan umkm adalah management keuangan , karena pinjaman untuk modal produksi atau modal kerja tidak seluruhnya dipakai untuk pengembangan usaha, tapi biasanya juga digunakan untuk kebutuhan lain yang tidak produktif seperti kebutuhan rumah tangga, sehingga pengembalian modal dan pengembangan usaha terkendala, hal ini berimbas pada kualitas dan kwantitas produksi menurun,tutur Danang Maharsa.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sleman, Haris Martapa, menyampaikan bahwa di Kabupaten Sleman terus berupaya agar UMKM naik kelas, untuk itu kami telah membuat kajian agar umkm bisa naik kelas melalui 5 tahap, diantaranya : produksi, pemasaran, management, peningkatan kemampuan keuangan dan Inovasi.
Saat ini tumbuh dengan masif masyarakat mau berusaha , maka di Desa-Desa kita dorong supaya ada kegiatan dihari Sabtu dan Minggu dengan menghadirkan massa, seperti senam misalnya, disitu kita adakan stand-stand umkm, hal ini biasanya kita kolaborasikan dengan Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga,tuturnya.
Sementara untuk pemasaran produk dengan dua model yaitu digital marketing online dan offline. Ujar Kadis Koperasi dan UMKM.
Sementara itu, terkait Produk Export, Kabid Perdagangan,Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, Kurnia Astuti, menambahkan bahwa pruduk unggulan Kabupaten Sleman yang di export adalah Textil, Sarung tangan kulit dan meubel kayu yang kini sudah di export ke 39 negara.
Negara tujuan Export Japang menempati urutan pertama dengan nilai Export mencapai 45% ,disusul Amerika Serikat, Korea Selatan, Spanyol dan Ingris, dengan nilat total pada tahun 2022 mencapai USD 86 juta.pungkasnya.
Ketua DPD IWO Indonesia Kabupaten Sleman, pada awal diskusi menyampaikan, bahwa Kontribusi UMKM terhadap pendapatan daerah, berdasarkan data yang ada mencapai angka diatas 60%, hal ini menunjukan bahwa umkm memiliki potensi yang besar untuk menggerakkan ekonomi nasional dan menyerap banyak tenaga kerja, maka Pemerintah perlu terus memfasilitasi dan mendorong umkm terus berkembang, agar pendapatan masyarakat meningkat, tutur Yupiter Ome.