…“TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.”…Mazmur 30:3
Pelitanusantara.com | Coba perhatikan kisah seorang yang lumpuh, selama tiga puluh delapan tahun dia berbaring dekat kolam betesda. Kesalahan dari kebanyakan orang yang mengalami penderitaan, sama dengan orang lumpuh itu, ia merasakan ketidak mampuan dan hanya menunggu nasib saja. Saat Yesus datang menawarkan kesembuhan, lihat apa yang dikatakannya dalam Yohanes 5:7; Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Orang lumpuh itu berpikir dia akan mengalami kesembuhan kalau ada orang lain yang membantu dirinya untuk masuk ke dalam kolam. Demikian juga dengan kita, ketika sakit, kita sangat mengharapkan dokter yang menangani kita memberikan pengobatan yang terbaik untuk kesembuhan kita. Demikian juga saat kita mengalami luka hati, kita berusaha mencari teman untuk mencurahkan isi hati kita.
Banyak yang berpikir bahwa setelah menceritakan kekecewaannya akan merasa lega, padahal tanpa sengaja dia telah membuka lembaran kesusahan yang baru. Tuhan tidak butuh usaha kita untuk membantu-Nya dalam menyelesaikan permasalahan kita. Seberapa besar pun usaha kita untuk mencari orang yang dapat menolong kita, itu pun tidak akan bisa menyelesaikan penderitaan kita. Tuhan menawarkan kepada kita kesembuhan atas segala penderitaan. Yang perlu kita lakukan adalah: “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!”…Mazmur 105:4. Seberat apapun permasalahan yang kita hadapi dan sehancur apapun keadaan kita, Tuhan sanggup memulihkan. Sebab Ia berfirman: “apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku,…Yeremia 29:12-14. Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita diajar untuk bersabar dan berserah penuh kepadaNya. Ia selalu punya cara untuk menyembuhkah dan memulihkan keadaan kita, karena itu tetaplah percaya!…Tuhan Yesus memberkati.
Pdt.Ricardo RJ Palijama Sekretaris BM Sinode EMC