“tetapi orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31).
Pelitanusantara.com Beberapa tahun yang lalu penulis menghadapi sebuah peristiwa yang luar biasa tepatnya pada sabtu dini hari tanggal 11 Maret 2023 dan kala itu diperkirakan pukul 02 : 00 WIB, dimana ketika itu saya mengendarai motor untuk menuju pulang dari Bekasi menuju rumah kami di kota bogor, dan peristiwa itu terjadi dimana saya menjadi korban begal dari puluhan orang yang diduga Gank motor yang sedang melakukan aksi kriminalnya, dimana saya mengalami luka – luka yang cukup parah di punggung saya sebanyak 9 lubang tikam clurit dan lengan kanan saya tertebas dengan clurit besar yang mengakibatkan luka sabetan yang cukup dalam, bukan hanya itu pencobaan bertubi – tubi saya alami, setelah itu beberapa bulan kemudian ditahun yang sama saya kena serangan jantung yang sempat koma, yang kemudian saya harus mengalami operasi Pemasangan ring pada jantung saya, dan ternyata pencobaan dan ujian itu pun selalu hadir dan menghampiri saya, setelah itu tepat di awal 2024 saya mengalami kecelakaaan di Tol jagorawi yang mengakibatkan saya selama 8 bulan harus berada di pembaringan, yang ingin saya kisahkan disini adalah adakalanya bahwa dalam hidup ini kita mengalami hidup yang sukar atau berat dikarenakan masalah yang kita hadapi, sehingga kita merasa seolah-olah mau menyerah saja, demikian saya yang menghadapi ujian demi ujian dalam hidup.
Karena segala sesuatu di sekeliling kita menjadi menekan dan terkadang kita terintimidasi yang membuat kita selalu berpikir cenderung negatif tentang hidup kita , dan kita merasa cemas dan khawatir sehingga kita melihat hari depan kelihatan gelap dengan semua peristiwa yang kita alami.
Yang harus disadari kita tidak dapat menghindari satu krisis dalam kehidupan kita.
Ketika kita menghadapi saat saat krisis dalam hidup kita, bagaimana kita harus menghadapinya? Sikap apa yang harus kita ambil bila landasan mulai digoyangkan dan tembok-tembok sekeliling kita mulai runtuh?
Yesaya melayani bangsanya pada waktu bangsanya menderita keruntuhan dari dalam dan penyerbuan dari luar. Yesaya melihat datangnya tentara besar dari Babilon dan mengetahui bahwa mereka akan menghancurkan Yerusalem, membawa bangsanya sebagai tawanan dan membiarkan negaranya menjadi reruntuhan.
Akan tetapi di tengah kebingungan dan keputus-asaan, Yesaya menerima berita dari Allah. Berita itu berisi pengharapan dan kekuatan untuk bangsanya yang menderita: “tetapi orang yang menantinantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31). Bila kita perhatikan dalam nas tersebut Allah berjanji untuk menolong kita “terbang”, bahwa satu-satunya jalan keluar adalah terbang naik ke atas persoalan kehidupan dan melintasinya di udara. Allah ingin membuat kita menjadi burung rajawali, tetapi seringkali kita lebih senang merayap seperti semut. Ingatlah bahwa Allah berkuasa mengangkat saudara dan saya di atas kesukaran-kesukaran yang selama ini telah menjebak kita, dan Allah ingin memberikan kemenangan pada saudara dan saya. Dalam ayat nas di atas Allah tidak hanya berjanji supaya kita dapat terbang, tetapi Dia juga berjanji untuk membantu kita dapat “berlari”. Dalam berlari kita bisa menjadi kelelahan, dan kita semua tahu apa artinya menjadi lelah dan lesu. Ada saat di mana kita harus terus berlari pada jam-jam krisis di mana kita tidak dapat berhenti. Mungkin kita telah lelah bekerja sepanjang hari akan tetapi kita harus segera berlari kembali ke rumah untuk melaksanakan tanggungjawab kita buat keluarga di rumah, dan hari lepas hari berjalan seperti itu, namun Allah memberikan kekuatan supaya kita tetap dapat berlari cepat dan tidak menjadi lelah dan lesu. Bahwa dalam nas di atas bukan saja Allah berjanji untuk menolong kita supaya kita dapat terbang dan berlari, tetapi Dia juga berjanji menolong kita untuk dapat “berjalan”, dikatakan “Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Allah berjanji untuk memberikan kekuatan pada kita tiap hari, sehingga kita dapat berjalan dan tidak jatuh dan menjadi lemah.
Terkadang jalan kehidupan itu tidak mulus seperti halnya jalan toll yang rata, tapi jalan itu berbatu dan berkarang. Dan saat kita merasa tidak ada satu tanganpun yang menolong kita dalam perjalanan yang sulit itu, lalu apakah kemudian kita akan mengeluh dan menyerah? tentu tidak, karena sebagai orang percaya kita harus mengingat janji Tuhan dalam Mazmur 91:11-12 yang memberikan kekuatan dan pengharapan, dikatakan “sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk batu.” Artinya bahwa pasukan Allah yang tidak kelihatan siap melayani kita, dan Allah sanggup memenuhi segala kebutuhan kita saat dalam kesulitan, asal kita tetap setia menantikan pertolongan Tuhan dan mempunyai pengharapan kepada-Nya serta percaya dengan sungguh akan firman-Nya. Tetaplah kuat dan berani untuk berjuang mengatasi segala kesulitan hidup, dan yakin serta percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita sendiri. Jika saudara mulai memikirkan untuk menyerah dan merasa harus berhenti, maka ambillah waktu untuk bersaat teduh, berdoa serta merenungkan janji Allah dalam Yesaya 40:31 (ayat nas), karena Allah memiliki semua kekuatan yang kita perlukan untuk dapat berjalan dan tidak ada alasan lagi buat kita untuk berhenti. Tuhan Yesus memberkati. (red)
Refleksi Kefas Hervin Devananda Ketua Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat