Kunjungan Wisatawan Di Sleman, Saat Libur Idul Fitri 2023 Tidak Sesuai Target.

IMG-20230504-WA0104
Spread the love

SLEMAN-PN NEWS, Libur Idul Fitri tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi -destinasi wisata di wilayah Sleman mengalami penurunan atau tidak sesuai target.

Hal ini disampaikan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, didampingi Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa saat acara syawalan bersama wartawan, juga dihadiri Assekda I-II dan Kepala OPD terkait, bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu, (3/5/2023).

Bupati Sleman,Kustini Sri Purnomo mengatakan, bahwa libur Idul fitri dan cuti bersama tahun 2023 cukup lama yaitu 15 hari dari tanggal 24/4-1/5. Prediksi kunjungan wisatawan masa libur panjang ini , kita menargetkan 1 juta orang wisatawan, namun terealisasi 827,245 orang, atau tidak mencapai target.

Penerimaan Retribusi dari tanggal 15 april sd 1 mei 2023 yaitu Rp.246,8 juta, dan PAD Pariwisata bulan januari sampai tanggal 5 mei 2023 yaitu Rp.104,5 M.

Jadi penerimaan dari sektor Pariwisata tahun ini tidak sesuai target semula, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, larangan buka puasa bersama dan syawalan di hotel maupun di Restoran, dengan pertimbangan penyebaran covid-19 yang memang masih merupakan ancaman, walaupun sudah semakin berkurang, tutur Bupati.

Selain itu, untuk arus mudik lebaran tahun ini, berjalan lancar dari semua pintu masuk ke wilayah Sleman terpantau aman, lancar, dan kecelakaan lalu lintas berkurang. Puncah arus mudik terjadi pada H-2 Idul Fitri (20/4), dengan jumlah kendaraan masuk 143,047, dan jumlah kendaraan keluar mencapai 144,455 kendaraan.

Hal lainnya, disampaikan Bupati Sleman bahwa selama libur Lebaran, diseluruh wilayah Kabupaten Sleman, tidak ada Inflasi, semua kebutuhan bahan pokok terkendali dengan baik, ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, menyampaikan terkait perubahan cuaca yang cukup aneh saat -saat ini, dimana suasana mendung tapi udara terasa panas, menurut referensi BMKG terkait cuaca yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau antara bulan mei sampai oktober, namun nyatanya masih terjadi hujan setiap hari.

Perubahan cuaca seperti ini sudah terjadi 3 tahun terakhir, kata Danang Maharsa, hal ini disebabkan, adanya badai Lanina, dimana musim kemarau masih turun hujan atau disebut kemarau basah.

Dan juga, BMKG memprediksi bahwa musim kemarau yang akan datang ini, akan disertai dengan Elnino, dimana musim kemarau akan lebih panjang, udara terasa panas dan kering.

Mensikapi perubahan cuaca ini, Wakil Bupati Sleman , mengharapkan para Petani dapat menyesuaikan pola tanam, yaitu mempercepat musim panen, agar segera memulai menanam kembali, sehingga saat memasuki bulan kemarau 3 bulan mendatang petani bisa panen lagi, pungkas Danang Maharsa.(Ome)

Tinggalkan Balasan

error: Coba Copy Paste ni Ye!!