Purwakarta,Pelitanusantara.com – Kementerian Desa (Kemendes) RI menunjuk Desa Sukajaya Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta sebagai Desa yang di kunjungi Negara Rwanda Bank Dunia pada Rabu (11/10/2023) kemarin.
Kunjungan tersebut dilakukan tanpa undangan atau tanpa undangan khusus, kegiatan langsung di tunjuk oleh Kemendes (Kementrian Desa) dan merupakan salah satu program Kementerian Desa.
Bapak Kades Nirwan Hermawan desa sukajaya memaparkan, intinya negara Rwanda datang ke Sukajaya 1 untuk studi banding untuk studi banding dengan caranya peningkatan ekonomi terus caranya meningkatkan status desa awalnya tertinggal langsung sekarang menjadi ke mandiri, tidak luput dengan adanya negara Rwanda ke desa Sukajaya tidak terlepas dari dorongan dukungan dari ketua apdesi babat Tatang taryana , Paparnya, kepada awak media, Kamis (12/10/2023.
Harapannya dengan datangnya tamu negara dari negara Wandra ke desa Sukajaya harapan saya ke depannya mudah-mudahan desa Sukajaya yang tadinya tidak terdengar sekarang terdengar yang tidak terlihat sekarang terlihat bahwa desa Sukajaya itu ada, kedepannya mudah-mudahan ekonomi perputaran ekonomi desa Sukajaya semakin maju dan untuk masyarakatnya semakin sejahtera, harapnya.
Bapak Kades Nirwan menambahkan ,Untuk bidang perekonomian di desa Sukajaya lebih condong ke Bumdes, dari mulai sablon sama konveksi bumdes, tambahnya.
Dari kunjungan tersebut yang mereka pertanyakan yang mereka pertanyakan bagaimana caranya meningkatkan usaha bumdes membentuk bumdes dan bagaimana caranya desa Sukajaya kok bisa menjadi desa mandiri yang pertanyaan-pertanyaan semua pertanyaan-pertanyaan dari delegasi negara Rwanda Alhamdulillah sama saya sudah disampaikan semua Alhamdulillah terpapar dengan rapi dan terkoordinir , jelasnya.
Di Purwakarta hanya desa Sukajaya aja untuk keseluruhan desa di Indonesia kurang tahu cuma ada kabar Jawa Barat itu desa Sukajaya dan desa cibiru wetan, ungkapnya.
Kunjungan ini langsung ditunjuk oleh kemendes kementerian dari desa, ini program kemendes dari Word Bank Bank dunia sama negara Rwanda, pungkas bapak Nirwan Hermawan.
(Acep Sanusi)